Computer Vision Syndrome: Menjaga Kesehatan Mata di Era Digital
Di zaman digital ini, manusia di seluruh dunia semakin bergantung pada teknologi dalam kehidupan sehari-harinya. Menurut penelitian dari HootSuite dan We Are Social dalam Global Digital Reports 2020, Indonesia termasuk dalam daftar 10 negara paling banyak menghabiskan waktu untuk mengakses internet setiap harinya.
Rata-rata pengguna internet di Indonesia berusia 16-64 tahun menghabiskan 8 jam 36 menit per harinya. Angka tersebut melebihi rata-rata penggunaan internet global yang mencapai sekitar 6 jam 43 menit per hari.
Durasi paparan layar digital setiap hari ini berkontribusi meningkatkan keluhan mata, salah satunya Computer Vision Syndrome (CVS)
Mengenal Computer Vision Syndrome
American Optometry Association menyatakan bahwa Computer Vision Syndrome merupakan masalah komplek yang berkaitan dengan pengelihatan mata untuk aktivitas dekat, terutama saat menggunakan komputer.
Istilah lain untuk kondisi tersebut adalah kelelahan visual fatigue dan digital eye strain. Yakni sekelompok gejala pada mata yang dihasilkan dari penggunaan komputer secara berlebihan.
Sumber: dream
Epidemiologi Computer Vision Syndrome
Berdasarkan data dari survei OSHA pada tahun 2015, CVS merupakan masalah kesehatan paling umum yang terjadi di lingkungan kantor. Bayangkan seberapa seringnya CVS menjadi keluhan di tempat kerja saat ini.
Masih berdasarkan survei yang sama, 9 dari 10 karyawan kantor yang menggunakan komputer lebih dari 3 jam sehari mengalami keluhan yang sama. Seperti kelelahan, mata kering, tegang pada mata, dan penurunan produktivitas.
Di Amerika Serikat, sekitar 150-200 juta orang mengalami dampak dari CVS. Sementara di Eropa, penggunaan perangkat digital selama dua jam sebelum tidur, berimbas pengurangan produktivitas sebanyak 1,5 jam pada hari berikutnya.
Dan rata-rata lebih dari setengah penduduk dunia mengalami CVS. Di Jepang, 72,1 persen karyawan kantor mengalami CVS. Sedangkan di Amerika serikat, karyawan yang mengalami CVS mencapai 70 persen. Persentase tertinggi ditemukan di Nepal, yaitu 89,9 persen dari total mahasiswa.
Hasil survei di Bali, Dr. dr. Ariesanti Tri Handayani, SpM(K) di Universitas Udayana menemukan sebanyak 58,8 persen mahasiswa kedokteran terdampak CVS.
Bagaimana Seseorang Bisa Terkena Computer Vision Syndrome?
Berbeda dengan buku cetak, gambar pada komputer terbentuk oleh gambar kecil yang disebut piksel. Pada piksel tidak ada batas yang jelas dan latar belakangnya kurang kontras, mengakibatkan mata tidak dapat memfokuskan bayangan secara otomatis seperti yang terjadi pada saat membaca buku.
Akhirnya mata akan berusaha terlalu keras untuk menfokuskan bayangan saat melihat komputer. Jika situasi ini terjadi terus menerus pada waktu yang lama, maka kelelahan pada otot mata tidak bisa terhindarkan. Akibatnya terjadilah keluhan mata tegang (eye strain) dan muncul keluhan-keluhan yang terjadi pada CVS.
Faktor Penyebab Computer Vision Syndrome
Berikut tiga faktor utama penyebab CVS, diantaranya:
- Faktor personal: faktor ini berasal dari diri sendiri. Posisi duduk dan cara melihat komputer yang salah menjadi penyebabnya.
- Faktor lingkungan: Pencahayaan yang kurang menjadi salah satu faktor penyebabnya.
- Faktor komputer: resolusi, kontras dan pantulan pada komputer juga perlu diperhatikan.
Keluhan dan Gejala pada Computer Vision Syndrome
Ada beberapan keluhan dan gejala yang perlu diketahui, yaitu:
1. Keluhan yang berhubungan dengan akomodasi mata:
- Kabur saat melihat dekat.
- Kesulitan memfokuskan bayangan.
- Kabur saat melihat jauh setelah menggunakan komputer.
2. Keluahan yang berhubungan dangan penyakit mata kering:
- Iritasi
- Mata tegang
- Sakit kepala
- Mata terasa kering
- Mata lelah
Faktor yang Meningkatkan Gejala Computer Vision Syndrome
Adapun faktor yang dapat memperburuk gejala CVS adalah:
- Gangguan refraksi yang tidak terkoreksi dengan baik.
- Berkurangnya kemampuan mata untuk memfokuskan suatu objek akibat penuaan.
Cara Mencegah Computer Vision Syndrome
Agar terhindar dari CVS, pastikan posisi duduk telah benar. Atur posisi duduk tegak, agar mata tidak terlalu dekat atau terlalu sering memfokuskan pandaangan ke komputer.
Pastikan selalu berkedip agar mata terhindar dari iritasi dan mata kering.
Minum air putih yang cukup untuk menghindari dehidrasi, membantu pencernaan, mengurangi rasa kantuk dan mendorong kinerja otak.
Melakukan aktivitas fisik secara teratur dapat mengurangi risiko penyakit yang mengganggu penglihatan, seperti diabetes, tekanan darah tinggi (hipertensi), dan kadar kolesterol yang tinggi.
Terapkn aturan 1-2-10. Yang artinya 1 kaki (sekitar 30 cm) jarak mata dari smartphone, 2 kaki (sekitar 60 cm) jarak mata dari komputer, dan 10 kaki (sekitar 3 meter) jarak mata dari TV.
Gunakan juga aturan 20-20-20. Yaitu setiap 20 menit, luangkan waktu selama minimal 20 detik untuk mengistirahatkan mata dengan melihat ke jarak 20 kaki (sekitar 6 meter).
Referensi:
Dinkes Provinsi NTB. Diakses pada 2024. Mengenal Computer Vision Syndrome
Hermina Hospital. Diakses pada 2024. Hati-hati Computer Vision Syndrome, Masalah Mata di Era Digital
Nation Eye Center. Diakses pada 2024. Computer Vision Syndome (CVS): Penyebab, Gejala dan Cara Mengobati
Komentar
Posting Komentar